Minggu, 13 April 2014

kendala serta faktor pendukung hutan kota

TUGAS RANGKUMAN



Nama : Muniroh
NPM/Kelas : 201241500021/R4A
Prodi : Pendidikan Biologi
Matakuliah : Pengetahuan Lingkungan
Dosen :                      

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI





Rangkuman Jurnal Berjudul “Kendala Serta Faktor Pendukung Keberhasilan Pembangunan Hutan Kota”

                 Hutan kota adalah sebuah lahan yang berada pada sebuah perkotaan yang terdiri dari pepohonan yang sangat berfungsi untuk meningkatkan kualitas mahluk hidup. Manfaat hutan kota sangat banyak baik dalam bidang ekonomi maupun non ekonomi. Ekonomi, misalnya : menarik wisatawan domestic maupun asing sehingga meningkatkan pendapatan, sedangkan non ekonominya, misalnya : terjaganya keanekaragaman hayati, menambah keindahan kota, sarana kesehatan, olah raga, menambah 02 , peningkatan kelestarian air, penurunan suhu, meredam kebisingan, memperkecil silau cahaya, pelindung tanah, mengurangi polusi udara. Kendala pembangun hutan kota pertama urbanisari yang menyebabkan jumlah kendaraan dan fasilitas kota semakin banyak, kedua pemerintah yang lebih memprioritaskan pembangunan perkantoran, industri, perumahan dan fasilitas kota lainnya yang lebih menjanjikan pendapatan, ketiga mekanisme perizinan pembangunan hutan kota cenderung digunakan untuk meningkatkan pendapatan, dan kurangnya regulasi dan kebijakan pemerintah. Faktor pendukung pembangunan hutan kota yaitu: Kebijakan kelembagaan yang yang sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999, Kebijakan pendanan pengembangan hutan kota  dari dana APBN, APBD, dan dari masyarakat, kebijakan penyusunan program dimana setiap kota dikoordinasi secara teknis oleh dinas kehutanan,Bappeda Bappedal dan seluruh instansi terkait.

laporan praktikum osmosis pada kentang

Judul Praktikum : OSMOSIS PADA KENTANG
Tujuan Praktikum
            Untuk  mengamati proses osmosis pada kentang.
Alat dan Bahan
Alat :
Ø  Pisau
Ø  Tissue
Ø  Gelas ukur 50 ml
Ø  Stopwatch
Ø  Neraca
Bahan :
Ø  Kentang
Ø  Aquades/air
Ø  Larutan glukosa 30%
Ø  Larutan glukosa 5%
Waktu dan tempat praktiukm
Waktu : Pukul  08.15 WIB – 09.00 WIB
Hari : Jumat, 11 April 2014
Temapt : Labolatorium Universitas Indraprasta PGRI
Langkah Kerja
1.      Membersihkan kentang mentah dari kulitnya,
2.      Memotong kentang denga n ukuran 2 x 1 cm sebanyak 3 potong. Potongan kentang tersebut di usahakan memiliki berat yang sama dan tidak boleh terkena air,
3.      Menyiapkan larutan glukosa 30% dan 5% masing-masing dalam gelas ukur dengan volume sekitar 20 ml,
4.      Memasukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas ukur yang telah diberi tanda A (larutan glukosa 30%), gelas ukur B (larutan glukosa 5%), dan gelas ukur C(aquades/air),
5.      Membiarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit,
6.      Setelah 20 menit mengangkat kemudian disimpan diatas tissue. Dan memeriksa keadaan kentang tersebut, serta menimbang ulang kentang tersebut dan mencatat hasilnya,
7.      Membuat laporan dengan analisis yang dilengkapi dengan tabel pengamatan.




Hasil praktikum

1.      Tabel berat kentang
Waktu
Larutan (A)
Glukosa 30%
Larutan (B) Glukosa 5%
Larutan (C)
Aquades
Sebelum
6,30gr
6,35gr
6,30gr
Sesudah
4,70gr
6,25gr
6,31gr

2.      Tabel  tekstur kentang
Waktu
Larutan (A)
Glukosa 30%
Larutan (B)
Glukosa 5%
Larutan (C)
Aquades
Sebelum
Keras
Keras
Keras
Sesudah
Lembek -1
Lembek -2
Makin keras

Analisi
1.      Dari hasil praktium tabel no. 1 dan tabel no.2 kentang sebelm direndam  pada larutan 30%  beratnya yaitu 6,30gr . Setelah perendaman dalam larutan glukosa 30% beratya berkurang menjadi 4,70gr dan teksturnya menjadi lembek -1 dimana kentang ini paling lembek. Saat kentang direndam dalam larutan glukosa 30% akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan 30%. Perpindahan air ini terjadai karena sel-sel kentang hipotonis terhadap larutan. Sel-sel kentang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya kentang menjadi empuk dan lembek dan terjadi penurunan berat kentang akibat perpindahan air dari sel-sel kentang ke larutan.
2.      Dari hasil praktikum tabel no. 1 dan tabel no. 2  kentang sebelum direndam  pada larutan 5% beratnya yaitu 6,35gr . Setelah perendaman dalam larutan glukosa 5% beratnya berkurang menjadi 6,25gr dan teksturnya menjadi lembek -2 dimana kentang ini agak lembek. Larutan glukosa 5% dan 30% sama-sama larutan glukosa akan tetapi  konsentrasi larutan berbeda larutan glukosa 30% lebih hipertonis didanding dengan larutan glukosa 5%, dimana semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya. Sehingga terjadi pebedaan penurunan berat kentang dan perbedaan tekstur kentang antara larutan glukosa 30% lebih lembek dibanding larutan glukosa 5%.
3.      Dari hasil praktikum tabel no. 1 dan tabel no. 2  kentang sebelum direndam  pada aquades/air  beratnya yaitu 6,30gr . Setelah perendaman dalam aquades/air beratnya bertambah menjadi 6,31gr dan teksturnya menjadi makin keras. Untuk kentang yang direndam dalam aquades, peristiwa yang berkebalikan terjadi. Air dari larutan masuk ke dalam sel-sel kentang, karena sel-sel kentang hipertonis dibandingkan air. Dan air hipotonis, akibat masuknya air ini menyebabkan isi sel bertambah, dan sel dalam keadaan turgid (tekanan turgor tinggi). Inilah yang menyebabkan kentang menjadi keras dan beratnya bertambah
Kesimpulan
*      Osmosis merupakan perpindahan molekul air dari encer ke larutan pekat,
*      Larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki konsentrasi tinggi terhadap konsentrasi sel kentang, sehingga menyebabkan air keluar dari sel kentang dan berat serta volume kentang akan berkurang,
*      larutan hipotonis adalah larutan yang memiliki konsentrasi rendah dibanding cairan sel kentang, sehingga menyebabkan pelarut masuk kedalam sel kentang dan terjadi penambahan berat dan volume kentang
*      bila sebuah sel dalam keadaan hipotonis disimpan dalam keadaan hipertonis maka akan terjadi krenasi(mengkerut). Seperti kentang yang direndam pada larutan glukosa 5% dan 30%


laporan praktikum percobaan sachs

LAPORAN PRAKTIKUM


KELOMPOK 2 :
1.      Muniroh                                            (201241500021)
2.      Febriani                                             (201241500017)
3.      Nila Setiyawati                                 (201241500012)
4.      Florentina Satiti Kurnia Dewi           (201241500020)
5.      Lermina Esmika Manik                     (201241500029)




UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI





Judul Praktikum : PERCOBAAN SACHS

Tujuan Praktikum      
           Untuk membuktikan bahwa fotosintesis yang berlangsung pada daun memerlukan cahaya dan menghasilkan amilum.

Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu  : Pukul 08.15 WIB – pukul 09.00 WIB
Hari     : Jumat 11 April 2014
Tempat : Labolatorium Universitas Indraprasta PGRI

Alat dan Bahan
Ü  Alat :
Ø  Almunium foil
Ø  Klip kertas
Ø  Beaker glass
Ø  Tabung reaksi
Ø  Gunting
Ø  Bunsen
Ø  Kaki tiga
Ø  Pipet
Ø  Penjepit
Ø  pinset

Ü  Bahan :
Ø  Alkohol
Ø  Iodium
Ø  Tanaman berdaun dalam pot (tanaman aglonema Aglaonema crispum)



Langkah kerja
1.      Meletakkan tumbuhan berdaun ditempat gelap sekitar 2-3 hari,
2.      Memilih sehelai yang paling lebar, menutup sebgaian permukaan daun dengan almunium foil menggunakan klip untuk menjepit,
3.      Meletakkan pot tersebut ditempat yang terkena cahaya matahari langsung selama sekitar 5 jam,
4.      Memetik daun yang telah ditutup dengan almunium foil tersebut dan melakukan pengujian dengan lugol,
5.      Melakukan uji almunium/lugol, dengan cara:
·         Merebus daun dalam air yang telah mendidih sampai daun layu,
·         Merebus daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya,
·         Mencuci daun  dibawah air mengalir,
·         Mentetesi daun dengan larutan  lugol/iodium dan mengamati perubahan warnanya.
6.      Membuat laporan dengan analisis yang dilengkapi gambar dari daun setelah uji almunium.

Hasil Penelitian
1.Data Pengamatan
DAUN
Direbus dengan Air
Direbus dengan alkohol
Ditetesi lugol/iodium
Ditutup dengan almunium foil
Layu,
Pucat
 Pucat
Tidak ditutupi almunium foil
Layu,
Sedikit  keputih-putih
Tidak ada perubahan
           

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuIlOAhTRtBsOTmWEaq3tZacZFV7mutEwVfTG-NyNlBfgEylbbS8HVXnOzT0IJuW-G4eiCopMmlYLFXSP95dVB-v91Q-DpLbbWB_BZYr1gLVweWzspUQmOUMHHm2ubbLM3TikTafdLXZ8/s320/2.JPG
Gambar hasil uji sachs (berhasil)

Analisi
Pada saat kelompok kami melakukan percobaan ini, ternyata gagal. Karena faktor daun yang di bungkus aluminium foil tidak layu yang disebabkan waktu pembungkusan daun dengan aluminium foil tidak tepat yaitu pada hari kamis pukul 09.00 WIB siang sebaiknya pukul 06.00WIB pagi. Dan pemetikan daun sudah terlalu lama yaitu pukul 02.00 WIB dini hari sedangkan praktikum pukul 08.15 WIB. Seharusnya praktikum ini persiapan pemetikan daun itu dilakukan pada waktu mendekati praktikum, dan pembungkusan daun menggunakan almunium foilnya pada pukul 06.00 WIB.
Percobaan yang berhasil dapat kami ketehui bahwa ternyata daun yang telah dibungkus di rebus sampai layu dan daun dimasukkan dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan. Dan  dialiri air mengalir,daun tersebut lalu ditetesi dengan lugol, Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun ditetesi dengan iodin bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap pucat. Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat amilum.


Kesimpulan
Dari percobaaan yang telah kami lakukan menujukan bahwa pada tumbuhan mengalami proses fotosintesis, yang menghasilkan amilum. Proses fotosintesis secara singkat dapat dilihat dari persamaan sebagai berikut : 

6CO2 + 12H2O >> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Dan proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Jika tidak ada sumber cahaya, maka tumbuhan tidak akan mengalami reaksi fotosintesis.